AC MILAN
Associazione Calcio Milan (
pengucapan bahasa Italia: [assotʃatˈtsjoːne ˈkaltʃo ˈmiːlan] (
simak)), sering disebut sebagai
A.C. Milan atau hanya
Milan, adalah sebuah klub
sepak bola Italia yang berbasis di
Milan,
Lombardy, yang bermain di
Serie A. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki
rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses kedua dalam sejarah persepak bolaan Italia. Mereka menjuarai
Serie A 18 kali dan
Piala Italia 5 kali.
Mereka adalah klub paling sukses di dunia sepakbola dalam hal piala internasional bersama dengan
Boca Juniors, dengan 18 gelar resmi diakui
UEFA dan
FIFA.
[3] Milan telah memenangkan rekor tiga
Piala Interkontinental dan setelah penggantinya,
Piala Dunia Antarklub FIFA.
[3] Milan juga memenangkan
Piala Liga Eropa/Champions tujuh kali.
[3] yang kedua setelah
Real Madrid.
[4] Mereka juga memenangkan rekor
Piala Super UEFA lima kali dan
Piala Winners UEFA dua kali.
[3] Milan memenangkan setiap kompetisi besar di mana ia telah berkompetisi, terkecuali untuk
Liga Eropa UEFA
(dalam kompetisi ini mereka telah kehilangan dua semifinal pada tahun
1972 dan pada tahun 2002). Secara domestik, dengan 18 gelar liga. Milan
adalah gabungan kedua klub paling sukses di
Serie A di belakang
Juventus (29 gelar), bersama dengan rival lokal
Inter.
[5] Mereka juga telah memenangkan
Coppa Italia lima kali, serta rekor enam kemenangan
Supercoppa Italiana.
[3]
Klub ini didirikan pada tahun
1899 dengan nama
Klub Kriket dan Sepak bola Milan (
Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards dan
Herbert Kilpin, seorang ekspatriat
Inggris.
[6][7] Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan
bahasa Inggris nama kotanya (
Milan) daripada menggunakan ejaan
bahasa Italia Milano.
Laga kandang Milan dimainkan di
San Siro, juga dikenal sebagai
Stadion Giuseppe Meazza. Stadion yang bersama dengan Inter, merupakan yang terbesar di sepak bola Italia, dengan total kapasitas 80.018.
[8] Inter dianggap rival terbesar mereka, dan pertandingan antara kedua tim disebut
Derby della Madonnina, yang merupakan salah satu yang paling diikuti derbi di sepak bola.
[9]
Pada 2010, Milan adalah ketiga tim yang paling didukung di Italia, dan
ketujuh tim yang paling didukung di Eropa, menjelang tim lain Italia.
[10]
Pemilik klub adalah mantan Perdana Menteri Italia
Silvio Berlusconi, dan wakil presiden adalah
Adriano Galliani. Klub ini adalah salah satu yang terkaya dan paling berharga di sepak bola Italia dan dunia.
Itu adalah anggota pendiri yang kini tidak berfungsi G-14 kelompok klub
sepak bola terkemuka Eropa serta penggantinya, Asosiasi Klub Eropa.
[12]
Pendirian dan awal tahun
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio
GreNoLi, yang terdiri atas
Gunnar Gren,
Gunnar Nordahl dan
Nils Liedholm. Ketiganya merupakan pemain asal
Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai
striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (
playmaker). Tim pada masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti
Lorenzo Buffon,
Cesare Maldini, dan
Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan atas Juventus tercipta
5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan
Gunnar Nordahl mencetak
hat-trick.
Milan kembali memenangi musim 1961-62. Pelatihnya saat itu adalah
Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai
penemu taktik
catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk
Gianni Rivera dan
José Altafini
yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan
memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai
Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan
Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari
Inter yang dilatih
Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967-68, berkat gol
Pierino Prati, topskor Serie A di musim itu,
Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan
Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari
Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4–1 untuk
AFC Ajax), dan pada
1969 memenangkan
Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan
Estudiantes de La Plata dari
Argentina dalam dua leg dramatis (3–0, 1–2).
Penaklukan La Stella d'Oro
Pada tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto
kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di
Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang
disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972-73 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978-79 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Tahun-tahun sulit
Namun, hasil terburuk datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim 1879-80, Milan didegradasi ke Serie B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980.
Di 1980-81, Milan dengan mudah menjuarai Serie B, dan kembali ke Serie
A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981-82, Milan
terdegradasi kembali.
Awal dari sebuah era baru
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez
tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka
selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk
mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo
Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras
kekalahan terburuk mereka di Serie A, dipermalukan oleh Juventus di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-97 di peringkat kesebelas di Serie A.
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang
menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain
potensial seperti
Christian Ziege,
Patrick Kluivert,
Jesper Blomqvist, dan
Leonardo;
tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-98
mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa
diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.